Dalam rangka membangun serta mengembangkan hubungan baik dan kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan perusahaan atau instansi dalam negeri terutama area Indonesia Timur, pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2018 diadakan Dialog Executive Gathering “Career Plan for Corporation” yang bertempat di Isyana Room Bumi Surabaya Resort. Acara tersebut mempertemukan lebih dari 200 praktisi bidang Sumber Daya Manusia di perusahaan masing-masing dengan para pimpinan Universitas Brawijaya. Tiga pembicara menyampaikan isu dalam diskusi tersebut, yaitu Wakil Rektor I Prof. Dr. Ir. Kusmartono, Ketua Tim WCU Ir. Agus Suharyanto, M.Eng, Ph.D, dan General Manager Human Resource PT. Trakindo Utama, Ferry Marcos Butarbutar.
Executive Gathering tersebut merupakan salah satu upaya Universitas Brawijaya untuk bersilaturahmi dan berdialog dengan pengguna serta calon pengguna jurusan di Jawa Timur dalam rangka memediasi bagaimana lulusan dapat mengembangkan karir sesuai dengan kompetensi yang didapat selama perkuliahan, mengingat UB merupakan salah satu PTN pencetak tenaga kerja terbesar dengan 12ribu lulusan di tahun 2017 lalu. “Kami juga menyebarkan kuisioner kepada peserta untuk menjaring pendapat mereka terhadap lulusan UB”, ungkap panitia acara ini yang merupakan ketua Unit Pengembangan Karier dan Kewirausahaan UB, Dr. Drs. Edy Yulianto, MP.
Bersama para stake holder yang hadir pada acara tersebut, didiskusikan perkembangan kebutuhan dan spesifikasi lulusan Perguruan Tinggi dari perspektif perusahaan, terutama terkait perbedaan pola hidup generasi X yang lahir di tahun 60-80an, generasi Y yang lahir di tahun 80-2000, dan generasi Z atau generasi millenial yang lahir di atas tahun 2000. “Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan preferensi benefit pada tiap generasi”, ungkap Pak Ferry di tengah-tengah diskusi. Generasi X dan baby boomer yang menginginkan job security dan salary security perlu dibedakan career development-nya dengan generasi Y dan millenial yang mengutamakan flexible benefit seperti liburan dan reward berhubungan dengan lifestyle lainnya. Menurut prof Kusmartono, UB sebagai salah satu penyedia layanan jasa pendidikan telah melakukan upaya-upaya pembentukan karakter lulusannya yang adaptif melalui perbaikan kurikulum yang kontinyu dan sistematis.
Pada kesempatan itu pula, Ketua Tim WCU menyampaikan ada pergeseran perspektif atas seorang lulusan. Stake holder tidak hanya melihat skill dan kompetensi yang mutlak harus dimiliki seorang lulusan perguruan tinggi, tapi juga melihat reputasi perguruan tinggi. Jika dulu yang ditanya adalah status akreditasi perguruan tingginya, saat ini mulai banyak melihat ranking suatu perguruan tinggi baik di tingkat nasional, asia, bahkan dunia. Untuk peningkatan ranking dan reputasi inilah, maka tiga upaya dicoba diinformasikan dalam Executif Gathering ini, yaitu 1) meningkatkan hubungan baik dengan pengguna dan calon pengguna jasa lulusan; 2) memperkenalkan aktivitas dosen tamu yang mengundang praktisi dalam aktivitas program 3-in-1; dan 3) melakukan link and match dengan pengguna alumni. Beliau juga menambahkan, “Selain reputasi akademik, pendapat dan pandangan suatu perusahaan terhadap reputasi lulusan suatu perguruan tinggi saat ini menjadi salah satu parameter perangkingan suatu perguruan tinggi. “